Sepanjang malam tadi, aku Gelisah dan bolak-balik terjaga dari tidurku. Alhamdulillahnya Batuk Pilek ini sudah tidak separah kemarin. Setiap kali terjaga, aku mencari alasan apa yang membuatku gelisah, tapi di saat yang bersamaan aku menatap suamiku yang sedang terlelap dan membuatku mau tak mau akan membelainya. Entah itu rambut atau pipinya.
Aku memang paling suka menatap wajah suamiku ketika dia sedang Tertidur.
Dia tidak tau betapa wajahnya sangat imut dan tampan ketika dia tidur. Jika posisinya sedang memunggungiku, aku akan langsung memeluk punggung atau pinggangnya yang ramping dari belakang. Meskipun kurang nyaman untuk porsi badanku yang sedang hamil ini, tapi setidaknya aku bisa merasakan hangat punggungnya sebelum akhirnya memejamkan mata kembali.
Saat sudah jam 6 pagi, dia memintaku bangun, dan inilah hal paling berat di pagi hari menurutku. Meskipun dia sangat berharap aku bisa bangun lebih pagi setiap hari, tapi kebiasaan buruk dan alasan kehamilan ini selalu menghalangi niatku beranjak dari atas kasur hangatku.
Akupun membuka pintu kios saat
sudah pukul 6.40.
Antara bimbang mau kerja atau tidak, aku dan suamiku membuang waktu beberapa
menit di pagi hari untuk hal yang sia-sia.
Pinggangnya sangat sakit, tapi
sayang jika tidak masuk kerja karna besok mungkin Gajian.
Tapi meskipun waktu sudah terlambat, akhirnya suamiku memakai pakaian seadanya
dan berangkat kerja juga.
Aku tidak menyediakan apapun, susu, teh, sarapan, atau hanya sekedar air putih, dengan besar harapan suamiku tidak marah untuk hal ini.
Aku hanya membawakannya uang 25ribu untuk pegangan. Semoga cukup, Pikirku.
Di saat seperti ini aku memang
mengharapkan suami yang pengertian.
Dan dia memang punya pengertian itu pagi ini.
Dia hanya tersenyum, bersemangat, memeluk dan menciumku penuh rasa sayang. Lalu melambaikan tangannya sambil melajukan kendaraannya ke tempat kerja.
“Terimakasih ya Allah, Kau berikan aku suami yang pengertian. Semoga untuk selanjutnya akan tetap seperti ini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar