Ada sebuah Cerita,
Hanya satu Cerita.
lihat dan Pahamilah.
Pertemuan, Adalah Sesuatu
yang tak pernah kita duga -dengan siapa dan bagaimana- Kadang menimpa kita, tiba-tiba.
Seperti saat aku bertemu dengan Frans. Seorang pria aneh yang sampai detik ini
-Ketika kutulis cerita ini- aku masih belum bisa memahaminya.
Aku hanya menyebut
diriku Muslim. Seorang yang terlahir dari Pemahaman Ayah dan ibu Jika Allah itu
Esa, Muhammad adalah Nabinya.
Meski bukan kisah Religi, tapi agamaku memiliki andil atas semua pemahaman dasar dalam diriku.
Meski bukan kisah Religi, tapi agamaku memiliki andil atas semua pemahaman dasar dalam diriku.
Dan frans, dia sudah
menjadi mualaf sejak saat pertama kali aku bertemu dia. Terlahir dari keturunan
berkebangsaan cina, beragama budha dan ayah ibu yang kaya raya. Semua yang
diperolehnya juga memiliki andil dasar dalam pemahaman hidupnya.
Aku masih memulai
karir dan Impianku, Saat kutemui frans sudah ingin Pensiun dari Pekerjaannya.
Usia yang terpaut jauh 10 tahun, membuat keputusan itu ter-inginkan begitu saja.
Usia yang terpaut jauh 10 tahun, membuat keputusan itu ter-inginkan begitu saja.
Aku ingin menjadi
Fotografer Profesional, yang baru saja tertimpa musibah Kehilangan.
Ya..
Sepertinya, aku harus menunda Impianku untuk beberapa tahun ke depan.
Tapi
frans adalah kebalikannya, dia sudah melakoni pekerjaannya sebagai fotografer
profesional selama 20tahun. Hingga beberapa dinding tinggi membuatnya lelah dan
memutuskan mengakhiri karirnya saat itu.
Aku tidak mengerti
apa alasan Frans mengakhiri Karirnya. Yang kutau, Kami sudah satu jalan dalam
Bidang fotography.
Umurku 23 dan Frans
33.
Seperti menemukan seorang kakak senior yang super Kereen.
Aku mengagumi karya dan perjalanan karirnya, Tapi aku tidak tau di balik kedekatan yang biasa itu frans menyimpan sesuatu yang bisa meledak sewaktu-waktu.
Seperti menemukan seorang kakak senior yang super Kereen.
Aku mengagumi karya dan perjalanan karirnya, Tapi aku tidak tau di balik kedekatan yang biasa itu frans menyimpan sesuatu yang bisa meledak sewaktu-waktu.
Entah kapan waktu
itu menjadi, Yang pasti Frans Menyukaiku dan itu menjadi titik awal
Penderitaanku.
--
Aku bimbang, aku
baru dalam hal ini. Aku hanya salah mengartikan perasaan kagumku sebagai rasa
cinta. Saat Frans bilang dia mencintaiku, aku fikir aku juga mencintainya.
Suasananya mendukung saat itu, sampai aku ‘harus’ mengiyakan saat frans
menawarkanku sebuah Hubungan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar