Kamu mulai Cuek, dan mulai tidak peduli padaku.
Aku tidak pernah tau apa yang sedang kau lakukan dirumah ataupun ditempat kerjamu.
Aku tidak pernah tau apa yang sedang kau lakukan dirumah ataupun ditempat kerjamu.
Yang kutau, perasaanku selalu gelisah, dan curiga membabibuta.
Aku tidak bisa memastikan apa yang membuat perasaanku padamu kian tak enak, tapi sesuatu terus saja mengusik jiwaku.
=
*Aku ingat pertengkaran terakhir kita yang begitu dahsyat, kau menghinaku hanya karna aku berfoto hunting bersama 3 orang fotografer.
Sejujurnya saat hunting itu aku berfikir, jika aku masih sendiri dan bebas. Aku tidak sedikipun memikirkan perasaanmu karna pada saat itu aku merasa kau bukan suamiku.
Sejujurnya saat hunting itu aku berfikir, jika aku masih sendiri dan bebas. Aku tidak sedikipun memikirkan perasaanmu karna pada saat itu aku merasa kau bukan suamiku.
Tak ada alasan aku harus mematuhimu..
Bahkan, kau seratus kali jauh lebih buruk daripada semua fotografer itu. Karna denganmu, aku tak pernah merasa bebas. Tak merasa bahagia dengan hal yang kujalani.
Bahkan, kau seratus kali jauh lebih buruk daripada semua fotografer itu. Karna denganmu, aku tak pernah merasa bebas. Tak merasa bahagia dengan hal yang kujalani.
Aku berteriak, mengusirmu, memukul dadamu, memaki dan menendang Kakimu.
Aku tidak memikirkan lagi Bagaimana Resikonya.
Benakku menjerit.
"Sesayang apapun aku, aku tidak akan Bersamamu"
Aku tidak memikirkan lagi Bagaimana Resikonya.
Benakku menjerit.
"Sesayang apapun aku, aku tidak akan Bersamamu"
*dan Aku ingat saat kau mulai berhenti menghubungiku. Aku menelfonmu 3 hari setelahnya karna aku takut kau akan Bunuh Diri atau melakukan hal yang tidak-tidak.
Tapi mungkin ini hanya sekedar khawatirku saja.
Tapi mungkin ini hanya sekedar khawatirku saja.
*Lalu aku ingat hari ketika Terakhir kau datang ke tempat kerjaku.
Begitu datang Kau memelukku dengan kaku dan perasaanmu yang dingin.
Sekuat tenaga kau mungkin menahan air matamu kala itu.
Begitu datang Kau memelukku dengan kaku dan perasaanmu yang dingin.
Sekuat tenaga kau mungkin menahan air matamu kala itu.
Kau hanya Bercerita soal keuanganmu. Lalu kita bercinta.
Setelahnya kau bilang "Sebentar ya"..
Kufikir kau Pergi hanya untuk menjual kereta.
Tapi lalu hujan Turun, Angin Kencang meniup Seng rumah tetanggaku.
Orang2 Datang dan Gempar.
Kufikir kau Pergi hanya untuk menjual kereta.
Tapi lalu hujan Turun, Angin Kencang meniup Seng rumah tetanggaku.
Orang2 Datang dan Gempar.
Kita sempat Video Call sebentar di Whatsaap.
Aku Berharap kau akan datang lagi, walau singgah sebentar sebelum kau Pulang.
Aku Berharap kau akan datang lagi, walau singgah sebentar sebelum kau Pulang.
Tapi Tidak.
Nyatanya Kau tak akan datang lagi.
kata "Sebentar ya" itu adalah kata perpisahanmu untuk pergi jauh dariku selama 2tahun.
Nyatanya Kau tak akan datang lagi.
kata "Sebentar ya" itu adalah kata perpisahanmu untuk pergi jauh dariku selama 2tahun.
*Keesokan harinya, aku ingat saat kau posting sebuah video di dalam bus, bersama seorang wanita duduk disampingmu.
Matamu terlihat sayu dan Bajingan.
Aku belum tau apa2 soal rencanamu, hingga saat itu satu-satunya yang kulakukan adalah mencurigaimu punya wanita baru.
Aku masih Cemburu saat itu.
*ketika malam tiba, aku juga ingat, Kau baru memberitahuku via Chat Whatsaap bahwa selama ini kau sedang melakukan persiapan untuk pergi Ke Kuala Lumpur.
Kau akan bekerja disana, dibagian Kereta Api, Selama 2 tahun.
Kau akan bekerja disana, dibagian Kereta Api, Selama 2 tahun.
Dan Besok, tepatnya adalah tanggal kepergianmu "_______10______2019_"
Sontak aku kaget.
Selama ini aku bahkan tidak tau apa-apa. Hanya memaknai firasat burukku dengan Dugaan-Dugaan jahat tentang dirimu.
Selama ini aku bahkan tidak tau apa-apa. Hanya memaknai firasat burukku dengan Dugaan-Dugaan jahat tentang dirimu.
Kau bahkan tak pernah menyebut sekalipun soal Malaysia.
kau hanya menyinggungku soal pekerjaanmu nanti akan jauh, dan di bagian kereta api.
Aku marah, aku Kecewa. Semakin memperjelas jika aku memang bukan siapa-siapamu.
Yang bahkan berani menginjak harga dirimu beberapa hari yang lalu.
Perasaanku Campur aduk jadi satu, tak bisa kutuliskan lagi bagaimana rasanya.
kau hanya menyinggungku soal pekerjaanmu nanti akan jauh, dan di bagian kereta api.
Aku marah, aku Kecewa. Semakin memperjelas jika aku memang bukan siapa-siapamu.
Yang bahkan berani menginjak harga dirimu beberapa hari yang lalu.
Perasaanku Campur aduk jadi satu, tak bisa kutuliskan lagi bagaimana rasanya.
Saat besok paginya, akupun berpura-pura ikhlas.
Memberimu suport dan semangat untuk mengejar Impianmu.
Tapi karna itu bukan kesungguhan. Fikiran busukku kembali beberapa hari kemudian.
Tapi karna itu bukan kesungguhan. Fikiran busukku kembali beberapa hari kemudian.
++
kau sudah tau kan.
Aku ingat semuanya.
Aku ingat saat kau mulai pergi.
Aku ingat semuanya.
Aku ingat saat kau mulai pergi.
Aku ingat Rincian satu-satu tentang rasa sakit itu.
Dan aku ingat, dengan kebusukan hatiku yang takkan pernah bersedia untuk setia padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar