“Waktu itu gue udah bilang sama Dokter, Gue
gak mau Oprasi. Kalau ada Cairan yang bisa membuat orang mati tanpa rasa sakit.
Maka gue lebih milih disuntik dengan cairan itu”
Dengan mata masih berkaca-kaca fely menceritakan kegundahannya selama berada di Rumah Sakit.
Dengan mata masih berkaca-kaca fely menceritakan kegundahannya selama berada di Rumah Sakit.
Dolken, dia hanya
mengangguk. Mencoba mencerna bahasa lain yang dikatakan oleh felly. Tapi tanpa
diketahui fely.
Ya. Empat belas
tahun lamanya dolken mempelajari Sifat dasar Manusia. Dan hari ini, Orang
terpercaya di bidang Psikolog itu sedang mempelajari Jiwa seorang gadis bernama
Felly.
Gadis yang tampak cacat karna kepalanya Botak tanpa rambut. Keluarga felly memohon pada Dolken untuk membujuk Felly agar mau dioprasi. ‘Tumor di kepalanya sudah Stadium membahayakan’.
Gadis yang tampak cacat karna kepalanya Botak tanpa rambut. Keluarga felly memohon pada Dolken untuk membujuk Felly agar mau dioprasi. ‘Tumor di kepalanya sudah Stadium membahayakan’.
“Oke, saya tidak bisa bilang bahwa saya
mengerti perasaan Kamu, karna Saya tidak pernah berada di Posisimu. Tapi saya
ingin felly berusaha. Saya yakin kamu bisa bertahan sedikit lebih kuat untuk
semua orang yang kamu sayangi”.
Dengan bahasa yang meyakinkan dan penuh kasih. Dolken hampir yakin jika kata-katanya bisa sedikit menyentuh hati felly. Dia berharap Felly mengangguk untuk menjalani oprasi besarnya.
Dengan bahasa yang meyakinkan dan penuh kasih. Dolken hampir yakin jika kata-katanya bisa sedikit menyentuh hati felly. Dia berharap Felly mengangguk untuk menjalani oprasi besarnya.
Tapi lalu reaksi
felly berubah berlebihan. “Enggak, Gak ada yang tau kondisiku. Kepalaku sangat
Sakit.. Pergi Kalian Semua BEDEBAH !”
Felly yang tadinya tenang dibalik selimut rumah sakitnya. Mendadak marah dan menghempas hempaskan kakinya. Wajah dan matanya memerah. Beberapa perawat langsung menenangkannya.
Dolken memandang felly singkat dan keluar dari kamar itu dengan tatapan tak berisi.
“Bagaimana Nak Dolken!” Diluar pintu, Mamanya felly sudah menunggu dengan cemas. “Sudah satu jam kamu bicara dengan Felly. Apa dia mau Dioprasi ?”
Felly yang tadinya tenang dibalik selimut rumah sakitnya. Mendadak marah dan menghempas hempaskan kakinya. Wajah dan matanya memerah. Beberapa perawat langsung menenangkannya.
Dolken memandang felly singkat dan keluar dari kamar itu dengan tatapan tak berisi.
“Bagaimana Nak Dolken!” Diluar pintu, Mamanya felly sudah menunggu dengan cemas. “Sudah satu jam kamu bicara dengan Felly. Apa dia mau Dioprasi ?”
“Tidak bu, Tidak
ada yang bisa membujuk Felly. Kematiannya sudah dekat”
“Kurang ajar Kau
!, Anakky Felly Tak mungkin Mati Secepat itu”
Suasana mendadak
dramatis.
**
Dolken pernah bertemu Ratusan Pasien Sakit jiwa di Rumah Sakit. Dan mereka tak pernah sesulit Fely ketika ditemui. Terlebih kemampuan Dolken dalam membaca Isi pikiran dan jiwa seseorang, membuatnya bingung tentang siapa Felly ?
Ketika menatap mata Felly, kemampuannya mengabur berganti menjadi Tanda Tanya untuk dirinya sendiri. Secara ajaib felly membuat dolken Lupa pada siapa dirinya ?
ya, ini sesuatu yang sulit dijelaskan dengan ilmiah. Tapi dalam ilmu jiwa, terkadang kegilaan tergila. Malah bisa mengubah gila yang lain menjadi kewarasan yang dominan. Gila memang. Gadis itu seperti Reinkarnasi dari Dolken dan ‘entah siapa’ di masa lalu.
Dolken pernah bertemu Ratusan Pasien Sakit jiwa di Rumah Sakit. Dan mereka tak pernah sesulit Fely ketika ditemui. Terlebih kemampuan Dolken dalam membaca Isi pikiran dan jiwa seseorang, membuatnya bingung tentang siapa Felly ?
Ketika menatap mata Felly, kemampuannya mengabur berganti menjadi Tanda Tanya untuk dirinya sendiri. Secara ajaib felly membuat dolken Lupa pada siapa dirinya ?
ya, ini sesuatu yang sulit dijelaskan dengan ilmiah. Tapi dalam ilmu jiwa, terkadang kegilaan tergila. Malah bisa mengubah gila yang lain menjadi kewarasan yang dominan. Gila memang. Gadis itu seperti Reinkarnasi dari Dolken dan ‘entah siapa’ di masa lalu.
Dengan perasaan
antara yakin dan tidak, Dolken
menghubungi Seniornya pak Gunawan.
Mengkonsultasikan hal yang dialaminya dan meminta pak gunawan melakukan Hipnosis terhadap pikirannya.
(Hipnosis itu semacam Terapi jiwa, yang menggunakan alam bawah sadar seseorang untuk membantu meringankan masalah di alam sadarnya. Orang yang sedang diterapi hypnosis, terkadang merasa seperti berada di awang-awang. Berada di suatu tempat, bisa melihat, Berbicara, bahkan menyentuh. Mereka dalam kondisi setengah sadar, Tidak tidur, tapi tidak terjaga. Seperti mimpi, tapi terasa nyata. Dan berada dalam pengawasan penuh diri sendiri. Tidak seperti hipnotis yang menghilangkan kesadaran penuh fikiran seseorang.)
Mengkonsultasikan hal yang dialaminya dan meminta pak gunawan melakukan Hipnosis terhadap pikirannya.
(Hipnosis itu semacam Terapi jiwa, yang menggunakan alam bawah sadar seseorang untuk membantu meringankan masalah di alam sadarnya. Orang yang sedang diterapi hypnosis, terkadang merasa seperti berada di awang-awang. Berada di suatu tempat, bisa melihat, Berbicara, bahkan menyentuh. Mereka dalam kondisi setengah sadar, Tidak tidur, tapi tidak terjaga. Seperti mimpi, tapi terasa nyata. Dan berada dalam pengawasan penuh diri sendiri. Tidak seperti hipnotis yang menghilangkan kesadaran penuh fikiran seseorang.)
Dolken Diminta Rileks
sebelum dihipnosis. Dan jangan melawan apapun yang dihadapinya.
pak gunawan melakukan sejumlah prosedur untuk membantu dolken.
pak gunawan melakukan sejumlah prosedur untuk membantu dolken.
---- : ‘Felt, Kamu
pergi cukup lama. Aku slalu berharap kehadiranmu disini Felt’ Suara itu
terdengar lembut seperti angin ketika Dolken mendengarnya.
‘Siapa itu Felt ?’ dolken berdiri di sebuah taman tanpa bunga, hanya ada sejajar pohon berdaun Kuning tua, dia mencari sumber suara disekelilingnya. Tapi anehnya, Dolken bisa menyaksikan dirinya sendiri berdiri di taman itu dengan baju serba putih. :-----
‘Siapa itu Felt ?’ dolken berdiri di sebuah taman tanpa bunga, hanya ada sejajar pohon berdaun Kuning tua, dia mencari sumber suara disekelilingnya. Tapi anehnya, Dolken bisa menyaksikan dirinya sendiri berdiri di taman itu dengan baju serba putih. :-----
Pak gunawan
mendapati dolken gelisah dalam kondisi Hipnosisnya, Saat Nadinya disentuh,
terasa detakan yang amat lamban. Karna khawatir pak gunawan mencoba mengakhiri
dan meminta dolken bangun dari hipnosisnya. Tapi seperti –seakan- jiwa dolken
sedang berjalan kesuatu tempat. Kacau !
---- : Wanita itu
muncul tiba-tiba dihadapan dolken, mengenakan gaun biru muda dan Rambutnya
terurai Panjang. Cantik sekali. Dolken tak tau dari mana wanita itu datang.
‘Dikta’ tanpa sadar dolken menyebut nama itu. Dia seakan mengenal gadis itu
dengan baik dan cukup lama. Mereka
saling berpelukan, pelukan yang cukup lama untuk melepas kerinduan. Suasananya
sangat Romantis dan indah, disana hanya ada Felt dan Dikta. Mereka saling
menatap dan jatuh Cinta. ‘Sekarang kau ingat ?’
‘Ya, Kau wanita yang Kucintai seratus tahun lalu’ : ----
‘Ya, Kau wanita yang Kucintai seratus tahun lalu’ : ----
Byurr… Hap ! Hap !
Akhirnya, Guyuran air itu bisa membuat Dolken terbangun.
“Jika kau tidak bangun juga 10menit lagi, Jiwamu akan terlewat dolken” Pak gunawan langsung memeriksa kedua kelopak mata dolken.
Akhirnya, Guyuran air itu bisa membuat Dolken terbangun.
“Jika kau tidak bangun juga 10menit lagi, Jiwamu akan terlewat dolken” Pak gunawan langsung memeriksa kedua kelopak mata dolken.
“Maaf pak gun,
Saya tidak bisa mengendalikan diri”
“Kemana kau pergi
?”
“Saya.. Pergi ke
taman menemui seorang kekasih yang sudah 100tahun ingin bertemu kembali dengan
saya”
“Kenapa kau kesana
?”
“Saya tidak tau.
Tapi Sepertinya gadis bernama Felly itu yang memanggil saya untuk kembali
kesana.”
DEG.
Sebuah pesan masuk
ke Handphone Dolken. From Mama Felly. Innalillahi nak Dolken. Sebelum sempat
diopras, Felly koma selama 2 jam. Dan
Setelah itu dia Meninggal Dunia seperti yang anda Katakan. Tolong Doakan Putri
saya agar mendapat tempat terbaik Di sisiNya.
DEG
---- : Tunggu aku
Dikta, Kita akan bersama kembali Sebentar Lagi : -----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar