Namaku Dama, terdengar Lucu !
Aku seorang cewek dan diberikan nama 4 huruf itu oleh keluargaku.
Sebenarnya, orang tuaku mendambakan anak laki-laki ketika
ingin memilikiku. Karna aku adalah anak ketiga dari 2 orang kakak perempuan.
bisa dibilang, kehdiranku tidak begitu diharapkan karna aku anak perempuan.
Ibuku yang melahirkan sesar, telah sampai batas maksimal untuk punya anak dan
tak bisa hamil ke 4x untuk kembali sesar.
Aku sudah 15tahun, dan tak tau kapan terakhir kali merasakan cinta dari ayah ibuku.
Mereka semua sibuk bekerja dari pagi hingga pagi.
Kedua kakakku sibuk bekerja dan kuliah dari pagi hingga malam.
Aku hanya dirumah sendirian, sepulang sekolah. Makan mi instan, membaca buku
sampai sore, dan tidur di waktu malam.
Di hari liburpun, aku hanya beraktifitas sendiri dirumah, merapikan kamar dan rumah sudah menjadi rutinitas yang tak bisa kuhindari meskipun tak dihargai keluargaku.
Untungnya dibalik rasa kesepianku dirumah, begitu keluar
rumah beberapa tetanggaku adalah orang yang perhatian padaku.
Kami selalu bertegur sapa dan saling berbagi cerita di kala bosan.
Ibu ranti, adalah seorang janda muda yang punya satu orang
anak laki-laki. Namanya Dio dan usianya 2tahun lebih tua dariku.
Dio yang pendiam. Untuk ukuran seorang anak laki-laki, dia termasuk anak
rumahan yang jarang keluar rumah selain hanya untuk sekolah dan kursus.
Selama menjadi tetangga dio, aku lihat beberapa temannya yang selalu datang kerumahnya. Mereka bilang, dio anak yang pintar disekolah. Aku tak sengaja mendengarnya ketika mereka bicara dengan ibu ranti.
Semakin lama bertetangga, ternyata dio ingin menjadikanku sebagai adiknya. Karna dia anak tunggal dan mungkin karna dia tau keberadaanku tak diinginkan dirumahku sendiri.
Berawal dari membantu pekerjaan sekolah yang memusingkan
kepala seperti fisika dan kimia, semakin lama kami semakin dekat.
Dio menjagaku dan memperhatikanku seperti adiknya.
aku tak tau, tapi aku menolaknya.
perasaan yang tak bisa kujelaskan, nyata dan semu.
Aku bahagia dekat dengan seorang yang baik seperti dio, tapi kenapa aku tak suka jika dia menganggapku sebagai adiknya.
Mungkinkah aku mengharapkan sebuah hubungan yang lebih dari sekedar ‘kakak-adik’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar