Aku Rindu Suamiku
Sebelum anakku lahir, setiap malam aku tidur disampingnya. Menatap wajahnya yang tampan saat matanya sedang terpejam.
Suamiku, maaf aku tak memahami perasaan mu beberapa hari ini. Karena sejak kelahiran anak kita, kamu harus tinggal di rumah orang tuaku. Aku tidak tau betapa itu membuat mu tak nyaman. Dan aku tak bisa menghalangi sifat ayahku yang sembrono padamu.
Perhatianku saat baru melahirkan begitu campur aduk. Hingga akupun mengabaikan mu. Perhatian ku hanya terpusat pada bayi kita selama beberapa hari.
'Kamu merasa terabaikan, dan sendirian, kan'
Dan lalu saat ada kesempatan berdua, kita berkomunikasi dan membuat keadaan sedikit membaik.
Kita harus bertahan dirumah ini sedikit lebih lama lagi. Karena banyak hal dan sebab.
Bertahan lah, meskipun ibuku selalu merasa anak yang kulahirkan adalah miliknya. Bertahanlah walaupun ayahku menganggapmu manusia tiada berharga -tiada guna.
Yang pasti aku selalu merindukanmu setiap kali tidak melihatmu. Aku selalu ingin tidur didekatmu, seperti kemarin, dalam dekapanmu.
Punggung mu yang hangat, akan selalu kupeluk seperti ini.
Bersabarlah sayang, karena aku sedang belajar menjadi ibu yang terbaik.
Saat kita kembali ke rumah kios kita lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar