Aku tak tau harus
berbagi kesedihan ini pada siapa ?
Aku seolah tidak
memiliki siapapun di Dunia ini.
Aku ingin kembali
pada Tuhan, Tapi aku malu.
Terlalu banyak
perintah Dari-Nya yang tidak aku patuhi.
jika aku bersedih
mengadu padanya, Akankah Tuhan Sudi menerima aduanku.
Aku benar-benar
ingin hidup sendiri sampai mati.
Setidaknya tidak ada
yang menyakitiku.
Dan setidaknya aku
tidak menyakiti siapapun.
Jika Ibuku Pergi.
Mungkin segala penderitaanku akan berakhir.
Tapi tidak mungkin
aku mendoakan agar Dia Pergi.
Ayahku butuh Ibu
untuk menyambung hidupnya.
Atau jika aku turuti
egoisku ini saja.
Aku ingin sekali
meninggalkan ayah dan ibu.
Agar Aku tenang,
agar Nafasku ini ada iramanya.
dan Agar Hidupku
terasa lebih bermakna.
Tapi Kimak.
Hidupku rasanya
seperti Taik.
Aku Bahkan tak Punya
Pilihan.
Untuk kebahagiaan
diriku sendiri saja aku benar-benar tak punya Hak.
Apa aku harus jadi
Bajingan agar bisa terbebas.
Jika aku terus
berada dalam kandang ini.
Mungkin aku akan
membusuk dan membangkai dalam detak yang Tak Henti.
Sebenarnya untuk apa
aku berada di sini.
Aku seolah hanya
memenuhi pantat bumi dengan taik busuk.
Adakah yang bisa
menopang hidupku tanpa syarat.
Adakah Cinta Tulus
yang mendekap tanpa hasrat ingin menyakiti.
Bukankah benar jika
cinta itu Derita.
Lantas aku Harus
apa?
Aku Harus terus
menunggu kebahagiaan itu Tiba.
Cuih.
Aku tau Roda dan
Dunia Pasti Berputar.
Maksudku, dalam
proses perputaran itu 'Aku harus berbuat apa.
Jika Semua yang aku
lakukan ini salah.
Jika semua pilihan
yang kujalani ini Ditentang.
Apa Lagi.
Siapa lagi yang
berada di pihakku.
Yang mana lagi yang
mau membela dan memahami jalan hidupku.
Tuhan. Maafkanlah
aku.
Aku Yakin Kau yang
Maha Pengasih mau mengasihi seorang hamba sepertiku.
Meski aku tak tau.
Apakah Jalan yang
menjauhi perintahmu ini akan Kau Pahami.
Pernahkan aku
menyakiti orang lain dengan sedemikian rupa,
sampai aku harus
menanggung hal menyakitkan semacam ini.
Mereka kira aku ini
apa?
Robot yang bisa
digerakkan dengan Remote?
Boneka yang bisa
diarak kemanapun dengan cara apapun?
Atau anak kecil yang
harus terus dimomong.
Omong Kosong ?!
Apa artinya
perjalanan hidupku yang sudah selama ini ?
kenapa Aku Belum
kalian anggap dewasa di Usia yang Seperempat abad ini.
Kalian pikir Otakku
ini kosong lompong seperti Otak Bayi.
Autis dan tidak
berkembang.
Apa memang Harus !
Begitu !
Sampai usia 50 aku
tak bisa mendapat jalanku sendiri./
Ah Pelik Sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar