Entri Populer

Kamis, 25 Januari 2018

Imajinasi

Mereka bukan orang Cina, Bahasanya disebut Hokkien. Seperti bahasa daerah, tapi masih berasal dari daerah bagian cina.

Satu keluarga itu beragama budha, Ada sebuah klenteng di Bangkok yang ingin mereka kunjungi. Dan aku ikut dengan mereka menuju kesana. Kami semua adalah Warga Negara Indonesia.

Satu-satunya yang beraga Muslim adalah diriku. Tapi aku sengaja tidak menampakkan atribut seorang Muslim karna aku belum terketuk menjadi Muslim fanatik. Berjilbab panjang dan beribadah secara Ria, hanya seperti muslim pada umumnya. Bagiku Ibadah adalah soal hati dan interaksi pada Tuhan. Bukan soal penilaian manusia terhadap kebaikan atau keburukan adab seseorang.

Kami sudah berada di bangkok. Satu keluarga itu berdiri di depan sebuah klenteng Budha. Megah berwarna keemasan dan memang dibuka untuk wisata.
Kami masuk dan naik ke lantai 2. Hanya ada patung budha dan atribut2 Agama Budha. Aku hanya melihat sekitar, sampai akhirnya kulangkahkan kakiku ke lantai 3.
Aku berjalan sendirian bagaikan Turis Manca Negara. Bisa kulihat penduduk lokal tengah sibuk pada aktifitasnya masing-masing. Suasananya mirip seperti pasar Tanah Abang, hanya saja lokasinya di dalam Gedung.

Sejauh mata melihat, aku sama sekali tidak melihat sosok bocah di bawah umur.Sepertinya jika kutebak ini tempat Prostitusi.
Aku bahkan kurang paham, Letak bangkok di negara Taiwan, atau Thailand. Entahlah, aku hanya sudah sampai disini.
Ada beberapa tempat terkenal di Dunia yang hanya dipromosikan dari Mulut ke Mulut.Tidak dipromosikan lewat Media dan Internet. Tempat ini mungkin salah satunya.

Kulewati sebuah Beranda, Penduduk di sini tinggal di rumah-rumah kecil seperti Petakan Kontrakan didaerah kota besar di Indonesia. Luas penampakannya hampir seperti di dalam Monas lantai pertama.
Beberapa wanita sekitar 5-6 orang tengah menghias wajahnya dengan Make-up. Rambut mereka dipirang warna kuning dan coklat. Sehingga tampak Cantik seperti Barbie.
Wanita-wanita barbie itu dihargai mahal, dan tak sembarang pria bisa menawar untuk meniduri mereka. Biasanya semakin tua dan jelek seorang pria, semakin mahal tarif yang mereka pasang.

Tapi jika tak punya uang dan hanya untuk menyalurkan nafsu, ada beberapa wanita yang sudah sedikit Tua dan jelek, bisa dihargai murah.
Mereka bahkan melakukan hubungan seks di teras-teras rumah itu. Wanita-wanita mendesah dan seolah tidak peduli diperhatikan oleh orang-orang. Aku melihat itu dan merasa Jiji’.Semua yang ada di sana merasa sudah sangat biasa melihat pemandangan semacam itu.

‘kawin di pinggir jalan seperti binatang.’
Aku berjalan berbalik arah dan melihat seorang pria bermata sipit dan berkulit putih. Dia berdiri di lantai atas, dibatasi sebuah kaca (semacam etalase) dan menawarkan dirinya padaku dengan bahasa yang tidak kutau. Wajah pria asia, tapi mengingatkanku pada wajah seorang teman lama yang pernah kucintai.
Aku mengangguk, seolah terhipnotis tiba-tiba pada pria muda itu. Hanya sebuah bahasa tubuh, Tapi pemuda itu langsung mengerti dan menghampiriku.
Disini bukan hanya wanita, laki-laki juga menjual dirinya.

Ketika sadar jika aku dari Indonesia pria itu lalu berbicara bahasa melayu. Sebuah bahasa yang lebih bisa kumengerti dibandingkan bahasa Thailand atau Cina.
Aku seperti sudah lama mengenal pemuda itu. Kutanya usianya masih 18 tahun. ‘kenapa dia menjadi pekerja seks?’ dia bilang demi Uang, tidak ada seks tidak ada uang. Seseorang telah mengajarinya cara melakukan hubungan seks agar dapat menghasilkan uang.
Wajahnya sangat putih dan bersih, Rambutnya Hitam dan sehat, senyumnya manis khas pemuda Asia. Dia langsung kukagumi setengah mati.
Aku berbaring dibawah pemuda itu dan masih berpakaian lengkap. Sudah siap dengan posisi seks –semacam itu-. Kulingkarkan kadua kakiku di pinggangnya.

Ketika membuka celana jeans dan celana dalamnya, dia sudah disunat dan dengan ukuran Penis yang cukup besar. Saat itu juga aku ingin berhubungan seks dengan pemuda itu.
Usiaku 23 tahun, dan aku sangat jarang melakukan hubungan seks. Mungkin Karna aku belum menikah.
 Lalu, usahanya memasukkan penisnya ke dalam.‘Ah.. rasanya cukup menyakitkan’’terlalu besar’ aku bisa saja memaksa penis itu sampai masuk terlalu dalam, tapi tunggu.!
Aku mencintai pria ini. Kenapa dia sama sekali tidak melirikku. Dia fikir aku mendekatinya karna aku ingin seks saja. Dia mungkin belum mengerti cinta. Dan hanya tau, Jika seks adalah pekerjaan yang menghasilkan uang.

 Ah, Tuhan aku ingin mengenalnya lebih jauh. Bolehkah kubawa dia ke Indonesia dan kujaga dia dengan hati-hati seperti Porselein mahal. Ku usap pipi dan telinga pemuda malang ini, dia pasti berasal dari keluarga kurang mampu sampai harus bekerja seperti ini.
Tak lama aku berdiri lewat seorang pria di dekatku. Wajahnya mirip pemuda yang sedang bersamaku. Hanya saja yang ini lebih terlihat bajingan dan berkulit gelap.
‘Mungkin dia adalah kakak yang mengajarkan adiknya untuk menjadi pekerja seks’fikirku.
Pria itu melirikku, aku berharap dia mengatakan sesuatu, tapi ternyata dia acuh dan pergi begitu saja.
Aku putuskan untuk membatalkan hubungan seks itu.
Aku hanya ingin memberinya Uang.
Tapi tiba-tiba ibu dari keluarga yang pergi bersamaku ke klenteng itu memanggilku dari lantai bawah. Mereka sudah ingin beranjak dari tempat itu.
Pria itu menampakkan wajah sedihnya karna belum sempat melakukan seks. Itu artinya tidak mendapat uang. Dia merebahkan dirinya di lantai, tanpa alas dan kepalanya disanggah sebuah bantal putih.

Aku sudah turun ke lantai bawah, tapi ‘sebentar bu’ingatanku masih pada pemuda itu. Kembali kunaik lantai kedua dan mencarinya. Aku ingin memberinya Uang karna sudah sekedar menemani. Tapi mata uang yang kumiliki adalah mata uang Indonesia,‘Rupiah’.
Kucari dan Kubangunkan dia dari rebahannya ketika aku menemukannya. Uang itu jumlahnya tidak banyak, tapi dia merasa sangat bahagia sampai aku merasa sedikit bersalah. Dia menakjubkan. Dan ini terakhir kutatap permata ini.
Saat ingin pulang, kutoleh kembali tempat itu, dan seorang pemuda bertopi merah dengan bibir nya yang menggoda juga tengah mencari mangsa. Dia terlihat masih sangat muda, tapi beberapa tante-tante, rela memberinya uang karna hanya mendapat pujian darinya.

Semacam Susuk, sesuatu yang ditanamkan di dalam tubuh dan mengandung magis. Agar siapapun yang mmelihatnya bisa tertarik dan Jatuh Cinta. Mungkin para pemuda penjaja seks di tempat ini juga memasang susuk pada tubuhnya.
Semua wanita yang datang ke tempat ini akan jatuh cinta secara ajaib.

--
Saat sudah kembali ke indonesia, keluarga cina yang pergi membawaku ke sana, sudah memasukkan foto-foto mereka ke Sosial Media. Foto di Klenteng dengan tangga indah berwarna kuning-Coklat.
Aku tidak ada foto. Dan itu bukan masalah.
Hatiku berkata, Cinta yang sesaat itu. Aku akan mengenangnya. Aku bahkan lupa bertanya siapa nama pemuda itu.
Aku terbangun di pagi hari di kamarku, dan merasa kagum kembali.
Imajinasiku bisa sampai sejauh itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar