Entri Populer

Rabu, 22 Oktober 2014

Cerpen Horor Gay _Koridor 15


Aku bisa merasakan Kehadirannya.
ketika hendak tidur, terkadang Mathew datang dan menyanyikan lagu yang sama untukku.
Lagu yang Kelam dan Romantis.
Tenggelam dalam suasana gelap -Mereka bilang, dia adalah Hantunya Mathew.
Tapi bagiku,dia tetaplah Mathew Sahabatku.

(1)
2 Tahun sudah Mathew Meninggal Dunia.
Kecelakaan Tunggal yang menjadi penyebab Kematiannya, perlahan mulai dilupakan oleh semua orang yang menjadi Saksi kecelakaan itu.
Dan aku, aku masih berusia 20tahun saat Mathew pergi meninggalkanku tanpa kata-kata Terakhir yang bisa kuingat. Satu-satunya yang kuingat adalah senyumnya yang selalu Manis.
Yang selalu mampu membuat wanita memikirkannya berjam-jam.

Saat kudatangi Rumahnya,di hari Kematiannya. Aku memandang wajah itu. Dia tenang, dan sedang tertidur lelap. Aku tau dia akan menepati janjinya padaku. JANJI KORIDOR 15.
Janji yang kami buat bersama ketika kami bolos pelajaran Akutansi sekolah.

Di hari kematiannya. Sang ibu, ayah dan seorang kakak. Mereka mengeliliingi Jasad Mathew, Kehilangan dan menangis.
Aku tau Itu adalah saat-saat yang berat dalam hidup mereka, begitupun hidupku. saat perasaan kehilangan dan perasaan ketidaknormalan itu bercampyr aduk menjadi satu dalam benak. Yang akhirnya menciptakan bulir-bulir air mata. Aku ikut menangis bersama keluarganya.

Sampai tanpa sadar, Kulangkahkan kakiku ke Kamar Nomor dua rumah ini. Kamarnya mathew. Yang selama 5tahun bersahabat dengannya. Aku bahkan sama sekali belum pernah memasukinya.

yAh, Begitu redup dan hangat, aroma khas parfum Mathew langsung terasa begitu ku memasuki ruang. 'Jadi inikah kamarmu?'
Sebuah buku berbungkus kain batik terletak di ujung tempat tidurnya, warna buku itu hampir sama dengan warna bantal Mathew. Kecoklatan tua,dan hampir lusuh.
Kuambil buku itu,buku yang tak pernah kulihat dipegang oleh mathew. Kulihat halaman buku pertama bertuliskan tulisan Cina -entah bagaimana membacanya-

..tiba-tiba sebuah kertas terjatuh..
Kubungkukkan badan untuk mengambil kertas itu, tapi tiba-tiba sebuah bayangan samar terlihat tengah terduduk di ujung kamar. Bayangan berbaju putih dan menebarkan aroma parfum khas Mathew. Kursi kayu bernuansa biru tua yang membuat bayangan samar sedikit demi sedikit menjelas.
 'Mathew'
Seketika aliran darah meluncur deras ke jantung, mataku membulat diiringi dengan wajahku yang memucat dingin. 'mathew apakah itu kau' Saat wajah itu mulai tampak lembut dan nyata. Kucoba mengkomunikasikan sesuatu padanya. Sepertinya sudah lama aku tidak melihat wujud sakral seperti ini. Terakhir kali melihatnya adalah di tahun-tahun terakhir aku Smp.
Orang bilang,ini adalah indra ke enam. Sebuah kelebihan dalam diri seseorang yang dapat digunakan untuk merasakan, melihat ataupun berkomunikasi dengan Makhluk yang tak kasat mata. Dan aku, sejak hari kelahiran aku telah dikaruniai indra ke enam itu.
Aku sering melihat banyak sosok hantu, yang tak jarang kuajak berkomunikasi.

Mathew memandangku dengan tatapan yang sayu dan kosong. Tatapan yang selalu kudapati hampir pada semua hantu yang mati usia Muda.
Kertas yang terjatuh tadi, aku menggenggamnya. membawanya keluar setengah berlari melewati kursi biru tua itu, mathew masih duduk. Mungkin dia tidak ingin aku berada di kamarnya.

(2)
"rapuh"
"Tuhan, Bagaimana aku menyikapi perasaan gilaku ini padanya"
"aku mencintainya Tuhan"

Dear Lovely
Gue bingung sama perasaan yang lagi gue rasain sekarang. Mama, papa, kakak, dan expecially for God. Gue minta maaf. Gue juga bingung gimana mau ngejelasinnya sama kalian semua.
Akhir-akhir ini gue lagi deket sama seseorang, seorang yang sangat baik dan mengerti gue luar dalem. Orang itu namanya nicky. Dia seorang cowok sama seperti gue. Dan gue harus jujur ama diri dan perasaan gue sendiri,kalau gue udah jatuh cinta sama Nicky.
I know this is wrong. But, I don’t know why. This felling comes to me Suddenly. Im sorry to these ALL.
Gue pernah bolos pelajaran Akutansi sama nicky. Waktu itu kita ngumpet berdua di Koridor sekolah, koridor paling atas -yang katanya, tempat paling dihindari oleh hampir semua murid di sekolah. Tapi entah kenapa kami memilih tempat itu. Koridor misterius, yang menjadi saksi kekejaman panjajah belanda pada puluhan tahun silam. Ya, sekolah kita emang dulunya milik penjajah belanda.
Gue sama nicky ngobrol banyak di koridor itu, gue selalu bebas bercerita apapun sama dia. Sosoknya yang menyenangkan ngebuat nicky jadi sahabat yang selalu mengagumkan di mata gue.

Mungkin sejak itu, detik itu. Gue jatuh hati sama nicky.
Gue sama nicky sepakat membuat janji persahabatan di koridor itu. Janji yang kami sebut Koridor 15. karna kami selesaikan tepat di jam 3 Sore.
Isi janji ini mungkin sedikit aneh bagi nicky. Dan gue juga enggak tau perasaan nicky gimana. Tapi kita udah sahabatan 5tahun lamanya.
  1. Berjanji bahwa persahabatan ini Takkan terhapus Waktu (Nicky Mathew Forefer)
  2. Berjanji untuk Tidak melupakan Hari Ulang Tahun satu sama lain (nicky,3 maret 95 - mathew, 8 oktober 94)
  3. Jika suatu hari punya pacar, maka Luangkan waktu untuk sahabat (tetep hangout bareng)
  4. Jika sedang susah, harus saling bantu (kalau lagi bahagia juga harus dibagi)
  5. Jika suatu saat harus terpisah maka usahakan untuk terus selalu Berkomunikasi .-
Haha
Gue agak lebay ya.
Tapi mau gimana. Ini satu-satunya cara agar gue tidak kehilangan nicky. Gue Cuma bisa pakai alasan persahabatan yang kokoh untuk buat perjanjian itu. Gue enggak bisa ngungkapin perasaan cinta gue ke Nicky.
Gue takut nicky ngejauhin gue. Gue takut dikira Homo. Padahal selama ini gue enggak punya ketertarikan sama cowok, satu satunya cowok, bahkan satu-satunya manusia yang membuat gue jatuh cinta adalah Nicky.

"Buat Nicky Pradiadji. MAAFIN GUE  :,(
Andai gue puunya keberanian lebih !"
<3 <3 <3

..
Aku sudah selesai membaca selembar kertas itu. Tulisan mathew yang khas dengan sebutan 'gue'nya. Aku tau perasaan mathew, bahkan sebelum aku membaca surat itu. Aku hanya sedikit terkejut. tak kusangka perasaannya sedalam itu.
Mungkin sejak percakapan di Koridor, aku juga mulai menyukai Mathew. Tapi, hanya saja. Kuingkari perasaan itu karna aku sudah punya pacar -seorang wanita bernama Nana.

Kupeluk surat itu sambil menutup mata "membayangkan mathew yang sedang tersenyum di pelukanku"

 Suhu tubuhku sebelah kanan perlahan terasa dingin. Aku tau. Mathew datang malam ini. Selalu terasa dingin jika sebuah sosok halus mendekatimu. Sengaja tidak Kubuka mataku, berharap langsung tertidur.

..dalam diam, kumencintaimu..takkan pergi darimu.. Im with you.. Without you,I felling empty… na.. Na.. Na..

Lagu yang sama. Aku mendengarnya seperti nyata, namun tidak. Lagu itu mendayu bersama hembusan angin dan angan. Entah ilusi, mungkin saja!
'itu artinya mathew tidak marah,kubaca catatannya tanpa izin'


(3)
--setahun kemudian--
Nana pacarku, akhirnya telah menyelesaikan Studi S1 nya. Hari ini dia Diwisuda sebagai Sarjana Muda di bidang Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi. Aku sangat bangga padanya. Dia gadis yang sempurna yang telah diciptakan Sang Kuasa untuk dijodohkan padaku.

"Congratulation Nana Rajasah, I  Proud for you. You are my  Girl :D" kupeluk nana dengan hangat, dan nana membalasnya.
"Thanks my Nick. I will waiting for.. "

"Wait, for what?"


"Oh my God, You Forget that."

Jleb.
Aku lupa kata-kata yang pernah diungkapkan nana padaku. Nana ingin kami bertunangan jika ia telah menyelesaikan Studinya.
Dan ya, I will marry her.
"aku ingin segera pulang sayang, memberitahukan ini pada ayahku" ungkap nana

ya, aku tau Ini akan menjadi kabar yang menggembirakan bagi Keluargaku dan keluarga Nana. Karna keluarga kami sama-sama sudah Merestui Hubungan ini.

"remember, right?"
"ya, Sure. I will marry you Nanaa"
Masih dalam posisi saling memeluk. Tiba-tiba nana menciumku. Aku kaget. Sejak 3tahun berpacaran, nana yang solehah baru kali ini memperlakukanku seperti itu. Selama ini kami selalu menjaga sikap dalam berpacaran. Tak boleh terlalu banyak kontak fisik, karna kami mencoba menjaga nama baik keluarga.
tapi ya,mungkin sudah saatnya kulakukan dengan nana, akan kuakhiri masa lajangku dan aku yakin nana telah mempercayai keseriusanku. Kubalas ciuman nana. Dan itu adalah hari terbaik dalam hidupku.

Singkat cerita, Cincin tunangan itu telah selesai ditempah. Aku dan nana sengaja memesan ukiran sepasang cincin yang bertuliskan inisial nama kami masing-masing.
Nana juga sudah mulai mengukur ukuran baju pengantinnya. Sedangkan aku sibuk menyebar undangan pada kerabat dan sahabatku.

Tapi  di tengah kesibukan itu, ada satu hal yang terlupa. Hantunya Mathew.
Mathew terus saja mengganggu, mungkin Koridor 15 selalu menjadi alasan bagi Mathew untuk Menemuiku. Ingat janji nomor 1 dan 3. bahwa persahabatan dan Cinta takkan menjadi pemisah bagi persahabatan kami. 'ah, apa yang harus kulakukan!'

  Terkadang ketika aku ingin Istirahat, Mathew datang dan menggerakkan sebuah benda di kamarku. Kemarin, ia menggeser meja, dan hari ini ia memainkan lampu menjadi nyala dan mati,nyala lalu mati.
 Aku mulai takut dan merasa terganggu. Setiap ingin melihat sosoknya. Aku kesulitan, hanya terdapat bayangan samar. Mungkin karna Mathew tak mampu menampakkan wujudnya padaku. Aku hanya bisa merasakan kedatangan, lengkap dengan gangguannya. Untuk berbicara padanya, aku kepayahann. tidak bisa.

Menjelang 2minggu pernikahanku, adikku Dodi bercerita tentang mimpinya yang aneh. Seorang pemuda datang dan mengatakan padanya, bahwa aku tak boleh menikah dengan Nana. Aku pasti akan mengingkari janjiku.
ya,sosok dalam mimpi adikku itu pasti Mathew.


Menyaksikan adikku dodi yang perlahan ikut terkena teror. Akhirnya aku mulai memikirkan jalan keluar. 'Ya, Harus kulakukan sesuatu. aku harus mencari jalan keluar dari perjanjian konyol ini. Hidupku berlanjut'.

...Singkat cerita, di hari yang sama. Ketika matahari terbenam, kuadatangi Koridor 15 sekolah. Ditemani pak ujang, Seorang penjaga sekolah yang memiliki beberapa pengalaman supranatural, kuputuskan untuk masuk ke Koridor, Duduk di depan jendela dan mencoba memanggil Mathew kembali. Menanyakan apa maunya. Dan mencoba membatalkan perjanjianku dengannya.

…suasana hening tanpa suara…
Hanya ada sebuah lilin, yang menerangi kami. Pak ujang terus saja komat kamit, entah mengucapkan apa. Aku hanya menutup mata, sambil memegang 2keping batu putih sebesar biji duren di tangan kiriku. "jika ada yang memanggil namamu,pergilah nak, ikut dengannya. Tapi ingat, jangan lepaskan batu dalam genggamanmu itu. Kau akan kembali jika kusentuh pundakmu" dan begitulah kata pak ujang.

Seiring dengan malam yang telah larut, udara kian mendingin, Darahku menjelejit tak teratur bersama detak jantung yang mendesir kencang. Banyak suara burung hantu di Luar koridor. Sampai angin lembut semilir menyapu kepalaku, bulu kudukku berdiri semua.

(4)
"kak Nicky.."  kudengar suara itu, dan perlahan kubuka mataku.
Aku terheran saat melihat mathew. Tiba-tiba suasana kembali pada saat kami masih memakai seragam sekolah. Dan dengan senyumannya yang manis Mathew berjalan mendekatiku.
"kenapa baru datang sekarang kak"  suaranya terdengar nyata, dan itu artinya aku sedang tidak bermimpi.
"Mathew, benarkah ini kamu"
"yeah,, siapa lagi" masih dengan raut wajah tersenyum. Mathew meraih tanganku dan menempelkannya dipipinya. "ini, bisa menyentuh kulit gue kan!"
Aku mengangguk.
"so, karna kak Nicky ada disini lo harus ikut sama gue"
Tanpa banyak bicara kuikuti Mathew pergi, dan ternyata kami berada di tempat dimana ia mengalami Kecelakaan. Mathew bercerita bagaimana kronologis kecelakaan itu terjadi, seperti sebuah tayangan bioskop, aku menyaksikan tayangan kecelakaan itu dalam tempo pelan. Dan itu cukup menjelaskan semuanya. Mathew adalah Korban tabrak lari, bukan korban kecelakaan tunggal seperti yang dikatakan oleh para saksi.

mathewpun mulai bercerita
 "ketika kecelakaan itu terjadi, adalah hari dimana gue mau nemuin kakak. Ketika gue mau jujur tentang perasaan gue. Tapi takdir nentuin beda. Semua orang nyangka itu kecelakaan tunggal, dan yang nabrak gue masih berlenggang bebas diluar sana tanpa rasa bersalah. Gue bingung harus gimana kak Nicky, arwah gue enggak pernah tenang. Karna urusan Gue semasa hidup belum selesai. Gue masih terlalu muda. Belum saatnya gue mati kan " Mathew menangis dengan terisak "kak, lo udah baca kertas itu kan"
"iya, sudah" kuanggukkan kepalaku pelan, lalu kualihkan pandangan ke arah jalan itu. "Ya, aku sudah  tau perasaanmu sekarang.karna itu aku datang padamu"

"kak,maukah kakak menuruti 2 permintaan terakhirku"
"apa mathew?"
dengan tatapan yang semakin kosong mathew terus berbicara
"yang pertama, beritahukan pada keluargaku bahwa kematianku bukan sebuah kecelakaan tunggal. dan bantulah aku menangkap pelaku yang telah membuatku mati"
"ya, akan kulakukan"
"maukah kakak berjanji?" sambil menawarkan kelingkingnya
"janji" kusematkan kelingkingku hingga menyatu dengan kelingkingnya "lalu apa permintaan keduamu?"
"jadilah pacarku kak, satu hari saja, jika kak nicky bersedia. Aku akan batalkan janji Koridor 15 kita"

Kualihkan tatapanku ke langit, "hmm, karna hari ini cerah, kakak akan terima kamu.. hehe" kualihkan kembali pandanganku pada mathew dan kini dia terlihat sedikit lebih dewasa. 
Pakaian kami tiba-tiba saja berubah, menjadi baju kemeja biru tua yang sama. Entah bagaimana dunia mathew melakukan itu.
Segalanya berjalan secara ajaib bagai dunia sihir, kami berdua tiba-tiba berada di wahana permainan. Mathew memintaku jangan takut, awalnya ia juga heran berada di tempat itu.

Mathew mengajakku Naik roller coaster, bianglala, Vertigo, Kuda pusing dan banyak permainan menyenangkan lainnya. Kami juga berbelanja banyak di sebuah toko yang mewah dan megah. anehnya tidak ada siapapun selain kami. Sungguh mengagumkannya Dunia yang seperti Sihir ini, aku dan mathew bisa memiliki banyak benda tanpa mengeluarkan uang sepenserpun.

Setelah puas bermain, kami keluar dari wahana. lalu aku mengendarai mobil mewah ditengah jalan luas, yang kanan kirinya terdapat taman bunga yang penuh warna. Mathew berada di samping kemudi. Tertawa dan bahagia. 'bebas'
Mathew berdiri dan berteriak "KAK NICKY, GUE SUKA SAMA LO""HAHA"
rambutnya berkibar lembut, dan aku hanya tersenyum. 

Sampai tanpa terasa, Matahari mulai memerah menandakan sudah seharian kami bersama. Tapi anehnya, selama seharian kuhabiskan waktu dengan mathew, aku tidak merasakan Haus ataupun lapar sedikitpun.
Mungkin inilah maksud dari kata-kata bahwa jika sedang jatuh cinta, dunia serasa milik berdua. Mungkin ini membuatku tak lapar, tapi aku tak bisa menjelaskan apapun.

Di dekatnya kini, Aku mulai merasakan getaran itu kembali, kini menjelas sedikit kesamaran itu. Selama ini, mungkin aku juga mencintai Mathew. Hanya saja aku tidak mau mengakuinya. Aku takut dikira tidak Normal. Padahal ini bukan perasaan tidak Normal. Hanya mathew laki-laki yang pernah membuatku jatuh cinta. Dan meskipun bukan seorang wanita, tapi setidaknya Mathew adalah seorang Manusia. Dan aku mencintai seorang Manusia, bukan hewan ataupun benda. Aku tidak berhak dipersalahkan untuk ini. Oh ya, mathewku.


Menunggu detik-detik berakhir, kami duduk  di tepi Danau, menyaksikan Matahari terbenam. Mathew menyandarkan kepalanya di bahuku. Lagi, aroma parfumnya tercium jelas dan itu membuatku tenang.
"kak, ini hari terbaik buat gue selama gue disini. Makasih ya kak"
Tiba-tiba mathew Menciumku. Aku hanya tersenyum tipis. Jantungku berdetak perlahan.
 "..dalam diam, kumencintaimu..takkan pergi darimu.. Im with you.. Without you,I felling empty… na.. Na.. Na.."
Kembali kami nyanyikan lagu itu. Lagu Romantis yang sering dinyanyikan Mathew untukku.
Matahari ikut tenggelam seiring lagu itu.

"Mathew, bolehkah aku mencintai nana?"

"ya. Lanjutkanlah hidupmu kak, agar aku bisa pergi dengan Damai". Jawab mathew.

Kulepaskan tangan Itu.
Mathew, kini dia benar-benar telah pergi.##

Tidak ada komentar:

Posting Komentar