Aku bisa merasakan Kehadirannya.
ketika hendak tidur, terkadang Mathew datang
dan menyanyikan lagu yang sama untukku.
Lagu yang Kelam dan Romantis.
Tenggelam dalam suasana gelap -Mereka
bilang, dia adalah Hantunya Mathew.
Tapi bagiku,dia tetaplah Mathew Sahabatku.
Tapi bagiku,dia tetaplah Mathew Sahabatku.
(1)
2
Tahun sudah Mathew Meninggal Dunia.
Kecelakaan
Tunggal yang menjadi penyebab Kematiannya, perlahan mulai dilupakan oleh semua orang yang menjadi Saksi kecelakaan itu.
Dan
aku, aku masih berusia 20tahun saat Mathew pergi meninggalkanku tanpa kata-kata
Terakhir yang bisa kuingat. Satu-satunya yang kuingat adalah senyumnya yang
selalu Manis.
Yang
selalu mampu membuat wanita memikirkannya berjam-jam.
Saat
kudatangi Rumahnya,di hari Kematiannya. Aku memandang wajah itu. Dia tenang,
dan sedang tertidur lelap. Aku tau dia akan menepati janjinya padaku. JANJI
KORIDOR 15.
Janji
yang kami buat bersama ketika kami bolos pelajaran Akutansi sekolah.
Di
hari kematiannya. Sang ibu, ayah dan seorang kakak. Mereka mengeliliingi Jasad Mathew,
Kehilangan dan menangis.
Aku tau Itu adalah saat-saat yang berat dalam hidup mereka, begitupun hidupku. saat perasaan kehilangan dan perasaan ketidaknormalan itu bercampyr aduk menjadi satu dalam benak. Yang akhirnya menciptakan bulir-bulir air mata. Aku ikut menangis bersama keluarganya.
Aku tau Itu adalah saat-saat yang berat dalam hidup mereka, begitupun hidupku. saat perasaan kehilangan dan perasaan ketidaknormalan itu bercampyr aduk menjadi satu dalam benak. Yang akhirnya menciptakan bulir-bulir air mata. Aku ikut menangis bersama keluarganya.
Sampai
tanpa sadar, Kulangkahkan kakiku ke Kamar Nomor dua rumah ini. Kamarnya mathew.
Yang selama 5tahun bersahabat dengannya. Aku bahkan sama sekali belum pernah
memasukinya.
yAh,
Begitu redup dan hangat, aroma khas parfum Mathew langsung terasa begitu ku
memasuki ruang. 'Jadi inikah kamarmu?'
Sebuah
buku berbungkus kain batik terletak di ujung tempat tidurnya, warna buku itu
hampir sama dengan warna bantal Mathew. Kecoklatan tua,dan hampir lusuh.
Kuambil
buku itu,buku yang tak pernah kulihat dipegang oleh mathew. Kulihat halaman
buku pertama bertuliskan tulisan Cina -entah bagaimana membacanya-
..tiba-tiba
sebuah kertas terjatuh..
Kubungkukkan
badan untuk mengambil kertas itu, tapi tiba-tiba sebuah bayangan samar
terlihat tengah terduduk di ujung kamar. Bayangan berbaju putih dan menebarkan
aroma parfum khas Mathew. Kursi kayu bernuansa biru tua yang membuat bayangan
samar sedikit demi sedikit menjelas.
'Mathew'
Seketika
aliran darah meluncur deras ke jantung, mataku membulat diiringi dengan
wajahku yang memucat dingin. 'mathew apakah itu kau' Saat wajah itu mulai
tampak lembut dan nyata. Kucoba mengkomunikasikan sesuatu padanya. Sepertinya
sudah lama aku tidak melihat wujud sakral seperti ini. Terakhir kali melihatnya
adalah di tahun-tahun terakhir aku Smp.
Orang
bilang,ini adalah indra ke enam. Sebuah kelebihan dalam diri seseorang yang
dapat digunakan untuk merasakan, melihat ataupun berkomunikasi dengan Makhluk
yang tak kasat mata. Dan aku, sejak hari kelahiran aku telah dikaruniai indra
ke enam itu.
Aku
sering melihat banyak sosok hantu, yang tak jarang kuajak berkomunikasi.
Mathew
memandangku dengan tatapan yang sayu dan kosong. Tatapan yang selalu kudapati
hampir pada semua hantu yang mati usia Muda.
Kertas
yang terjatuh tadi, aku menggenggamnya. membawanya keluar setengah berlari
melewati kursi biru tua itu, mathew masih duduk. Mungkin dia tidak ingin aku
berada di kamarnya.
(2)
"rapuh"
"Tuhan, Bagaimana aku menyikapi perasaan gilaku ini
padanya"
"aku mencintainya Tuhan"
Dear Lovely
Gue bingung sama perasaan yang lagi gue rasain sekarang. Mama,
papa, kakak, dan expecially for God. Gue minta maaf. Gue juga bingung gimana
mau ngejelasinnya sama kalian semua.
Akhir-akhir ini gue lagi deket sama seseorang, seorang yang
sangat baik dan mengerti gue luar dalem. Orang itu namanya nicky. Dia seorang
cowok sama seperti gue. Dan gue harus jujur ama diri dan perasaan gue
sendiri,kalau gue udah jatuh cinta sama Nicky.
I know this is wrong. But, I don’t know why. This felling comes
to me Suddenly. Im sorry to these ALL.
Gue pernah bolos pelajaran Akutansi sama nicky. Waktu itu kita
ngumpet berdua di Koridor sekolah, koridor paling atas -yang katanya, tempat
paling dihindari oleh hampir semua murid di sekolah. Tapi entah kenapa kami
memilih tempat itu. Koridor misterius, yang menjadi saksi kekejaman panjajah
belanda pada puluhan tahun silam. Ya, sekolah kita emang dulunya milik penjajah
belanda.
Gue sama nicky ngobrol banyak di koridor itu, gue selalu bebas
bercerita apapun sama dia. Sosoknya yang menyenangkan ngebuat nicky jadi
sahabat yang selalu mengagumkan di mata gue.
Mungkin sejak itu, detik itu. Gue jatuh hati sama nicky.
Gue sama nicky sepakat membuat janji persahabatan di koridor
itu. Janji yang kami sebut Koridor 15. karna kami selesaikan tepat di jam 3
Sore.
Isi janji ini mungkin sedikit aneh bagi nicky. Dan gue juga
enggak tau perasaan nicky gimana. Tapi kita udah sahabatan 5tahun lamanya.
- Berjanji bahwa persahabatan ini Takkan terhapus Waktu (Nicky Mathew Forefer)
- Berjanji untuk Tidak melupakan Hari Ulang Tahun satu sama lain (nicky,3 maret 95 - mathew, 8 oktober 94)
- Jika suatu hari punya pacar, maka Luangkan waktu untuk sahabat (tetep hangout bareng)
- Jika sedang susah, harus saling bantu (kalau lagi bahagia juga harus dibagi)
- Jika suatu saat harus terpisah maka usahakan untuk terus selalu Berkomunikasi .-
Haha
Gue agak lebay ya.
Tapi mau gimana. Ini satu-satunya cara agar gue tidak kehilangan nicky. Gue Cuma bisa pakai alasan persahabatan yang kokoh untuk buat perjanjian itu. Gue enggak bisa ngungkapin perasaan cinta gue ke Nicky.
Tapi mau gimana. Ini satu-satunya cara agar gue tidak kehilangan nicky. Gue Cuma bisa pakai alasan persahabatan yang kokoh untuk buat perjanjian itu. Gue enggak bisa ngungkapin perasaan cinta gue ke Nicky.
Gue takut nicky ngejauhin gue. Gue takut dikira Homo. Padahal
selama ini gue enggak punya ketertarikan sama cowok, satu satunya cowok, bahkan
satu-satunya manusia yang membuat gue jatuh cinta adalah Nicky.
"Buat Nicky Pradiadji. MAAFIN GUE :,(
Andai gue puunya keberanian lebih !"
<3 <3 <3
..
Aku
sudah selesai membaca selembar kertas itu. Tulisan mathew yang khas dengan
sebutan 'gue'nya. Aku tau perasaan mathew, bahkan sebelum aku membaca surat
itu. Aku hanya sedikit terkejut. tak kusangka perasaannya sedalam itu.
Mungkin
sejak percakapan di Koridor, aku juga mulai menyukai Mathew. Tapi, hanya saja.
Kuingkari perasaan itu karna aku sudah punya pacar -seorang wanita bernama
Nana.
Kupeluk
surat itu sambil menutup mata "membayangkan mathew yang sedang tersenyum di pelukanku"
Suhu tubuhku sebelah kanan perlahan terasa
dingin. Aku tau. Mathew datang malam ini. Selalu terasa dingin jika sebuah
sosok halus mendekatimu. Sengaja tidak Kubuka mataku, berharap langsung
tertidur.
..dalam diam,
kumencintaimu..takkan pergi darimu.. Im with you.. Without you,I felling empty…
na.. Na.. Na..
Lagu
yang sama. Aku mendengarnya seperti nyata, namun tidak. Lagu itu mendayu
bersama hembusan angin dan angan. Entah ilusi, mungkin saja!
'itu
artinya mathew tidak marah,kubaca catatannya tanpa izin'
(3)
--setahun kemudian--
Nana pacarku, akhirnya telah menyelesaikan Studi S1 nya. Hari ini dia Diwisuda sebagai Sarjana Muda di
bidang Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi. Aku sangat bangga padanya. Dia gadis
yang sempurna yang telah diciptakan Sang Kuasa untuk dijodohkan padaku.
"Congratulation
Nana Rajasah, I Proud for you. You are
my Girl :D" kupeluk nana dengan
hangat, dan nana membalasnya.
"Thanks my
Nick. I will waiting for.. "
"Wait, for
what?"
"Oh my God, You
Forget that."
Jleb.
Aku lupa kata-kata
yang pernah diungkapkan nana padaku. Nana ingin kami bertunangan jika ia telah
menyelesaikan Studinya.
Dan ya, I will marry
her.
"aku ingin segera pulang sayang, memberitahukan ini pada ayahku" ungkap nana
"aku ingin segera pulang sayang, memberitahukan ini pada ayahku" ungkap nana
ya, aku tau Ini akan menjadi
kabar yang menggembirakan bagi Keluargaku dan keluarga Nana. Karna keluarga
kami sama-sama sudah Merestui Hubungan ini.
"remember, right?"
"ya, Sure. I
will marry you Nanaa"
Masih dalam posisi
saling memeluk. Tiba-tiba nana menciumku. Aku kaget. Sejak 3tahun berpacaran,
nana yang solehah baru kali ini memperlakukanku seperti itu. Selama ini kami
selalu menjaga sikap dalam berpacaran. Tak boleh terlalu banyak kontak fisik,
karna kami mencoba menjaga nama baik keluarga.
tapi ya,mungkin sudah
saatnya kulakukan dengan nana, akan kuakhiri masa lajangku dan aku yakin nana telah
mempercayai keseriusanku. Kubalas ciuman nana.
Dan itu adalah hari terbaik dalam hidupku.
Singkat cerita, Cincin tunangan itu
telah selesai ditempah. Aku dan nana sengaja memesan ukiran sepasang cincin
yang bertuliskan inisial nama kami masing-masing.
Nana juga sudah
mulai mengukur ukuran baju pengantinnya. Sedangkan aku sibuk menyebar undangan
pada kerabat dan sahabatku.
Tapi di tengah kesibukan itu, ada satu hal yang
terlupa. Hantunya Mathew.
Mathew terus saja
mengganggu, mungkin Koridor 15 selalu menjadi alasan bagi Mathew untuk
Menemuiku. Ingat janji nomor 1 dan 3. bahwa persahabatan dan Cinta takkan
menjadi pemisah bagi persahabatan kami. 'ah, apa yang harus kulakukan!'
Terkadang ketika aku ingin Istirahat, Mathew
datang dan menggerakkan sebuah benda di kamarku. Kemarin, ia menggeser meja,
dan hari ini ia memainkan lampu menjadi nyala dan mati,nyala lalu mati.
Aku mulai takut dan
merasa terganggu. Setiap ingin melihat sosoknya. Aku kesulitan, hanya terdapat
bayangan samar. Mungkin karna Mathew tak mampu menampakkan wujudnya padaku. Aku
hanya bisa merasakan kedatangan, lengkap dengan gangguannya. Untuk berbicara padanya,
aku kepayahann. tidak bisa.
Menjelang 2minggu pernikahanku,
adikku Dodi bercerita tentang mimpinya yang aneh. Seorang pemuda datang dan
mengatakan padanya, bahwa aku tak boleh menikah dengan Nana. Aku pasti akan
mengingkari janjiku.
ya,sosok dalam mimpi adikku itu pasti Mathew.
ya,sosok dalam mimpi adikku itu pasti Mathew.
Menyaksikan adikku dodi
yang perlahan ikut terkena teror. Akhirnya aku mulai memikirkan jalan
keluar. 'Ya, Harus kulakukan sesuatu. aku harus mencari jalan keluar dari perjanjian konyol ini. Hidupku berlanjut'.
...Singkat cerita, di
hari yang sama. Ketika matahari terbenam, kuadatangi Koridor 15 sekolah. Ditemani pak ujang, Seorang
penjaga sekolah yang memiliki beberapa pengalaman supranatural, kuputuskan
untuk masuk ke Koridor, Duduk di depan jendela dan mencoba memanggil Mathew kembali.
Menanyakan apa maunya. Dan mencoba membatalkan perjanjianku dengannya.
…suasana hening
tanpa suara…
Hanya ada sebuah
lilin, yang menerangi kami. Pak ujang terus saja komat kamit, entah mengucapkan
apa. Aku hanya menutup mata, sambil memegang 2keping batu putih sebesar biji duren di tangan kiriku. "jika ada yang memanggil namamu,pergilah nak, ikut dengannya.
Tapi ingat, jangan lepaskan batu dalam genggamanmu itu. Kau akan kembali jika
kusentuh pundakmu" dan begitulah kata pak ujang.
Seiring dengan malam yang telah larut, udara kian mendingin, Darahku menjelejit tak teratur bersama detak jantung yang mendesir kencang. Banyak suara burung hantu di Luar koridor. Sampai angin lembut semilir menyapu kepalaku, bulu kudukku berdiri
semua.
(4)
"kak
Nicky.." kudengar suara itu, dan
perlahan kubuka mataku.
Aku terheran saat
melihat mathew. Tiba-tiba suasana kembali pada saat kami masih memakai seragam
sekolah. Dan dengan senyumannya yang manis Mathew berjalan mendekatiku.
"kenapa baru
datang sekarang kak" suaranya
terdengar nyata, dan itu artinya aku sedang tidak bermimpi.
"Mathew,
benarkah ini kamu"
"yeah,, siapa
lagi" masih dengan raut wajah tersenyum. Mathew meraih tanganku dan
menempelkannya dipipinya. "ini, bisa menyentuh kulit gue kan!"
Aku mengangguk.
"so, karna kak
Nicky ada disini lo harus ikut sama gue"
Tanpa banyak bicara
kuikuti Mathew pergi, dan ternyata kami berada di tempat dimana ia mengalami
Kecelakaan. Mathew bercerita bagaimana kronologis kecelakaan itu terjadi,
seperti sebuah tayangan bioskop, aku menyaksikan tayangan kecelakaan itu dalam
tempo pelan. Dan itu cukup menjelaskan semuanya. Mathew adalah Korban tabrak
lari, bukan korban kecelakaan tunggal seperti yang dikatakan oleh para saksi.
mathewpun mulai bercerita
"ketika kecelakaan itu terjadi, adalah hari dimana gue mau nemuin kakak. Ketika gue mau jujur tentang perasaan gue. Tapi takdir nentuin beda. Semua orang nyangka itu kecelakaan tunggal, dan yang nabrak gue masih berlenggang bebas diluar sana tanpa rasa bersalah. Gue bingung harus gimana kak Nicky, arwah gue enggak pernah tenang. Karna urusan Gue semasa hidup belum selesai. Gue masih terlalu muda. Belum saatnya gue mati kan " Mathew menangis dengan terisak "kak, lo udah baca kertas itu kan"
"ketika kecelakaan itu terjadi, adalah hari dimana gue mau nemuin kakak. Ketika gue mau jujur tentang perasaan gue. Tapi takdir nentuin beda. Semua orang nyangka itu kecelakaan tunggal, dan yang nabrak gue masih berlenggang bebas diluar sana tanpa rasa bersalah. Gue bingung harus gimana kak Nicky, arwah gue enggak pernah tenang. Karna urusan Gue semasa hidup belum selesai. Gue masih terlalu muda. Belum saatnya gue mati kan " Mathew menangis dengan terisak "kak, lo udah baca kertas itu kan"
"iya, sudah" kuanggukkan kepalaku pelan, lalu kualihkan pandangan ke arah jalan itu. "Ya, aku sudah tau perasaanmu sekarang.karna itu aku datang
padamu"
"kak,maukah
kakak menuruti 2 permintaan terakhirku"
"apa
mathew?"
dengan tatapan yang semakin kosong mathew terus berbicara
"yang pertama, beritahukan pada keluargaku bahwa kematianku bukan sebuah kecelakaan tunggal. dan bantulah aku menangkap pelaku yang telah membuatku mati"
"ya, akan kulakukan"
"ya, akan kulakukan"
"maukah kakak berjanji?" sambil menawarkan kelingkingnya
"janji" kusematkan kelingkingku hingga menyatu dengan kelingkingnya "lalu apa permintaan keduamu?"
"jadilah
pacarku kak, satu hari saja, jika kak nicky bersedia. Aku akan batalkan janji
Koridor 15 kita"
Kualihkan
tatapanku ke langit, "hmm, karna hari ini cerah, kakak akan terima kamu.. hehe" kualihkan kembali pandanganku pada mathew dan kini dia terlihat sedikit lebih
dewasa.
Pakaian kami tiba-tiba saja berubah, menjadi baju kemeja biru tua yang sama. Entah bagaimana dunia mathew melakukan itu.
Pakaian kami tiba-tiba saja berubah, menjadi baju kemeja biru tua yang sama. Entah bagaimana dunia mathew melakukan itu.
Segalanya berjalan
secara ajaib bagai dunia sihir, kami berdua tiba-tiba berada di wahana
permainan. Mathew memintaku jangan takut, awalnya ia juga heran berada di tempat itu.
Mathew mengajakku Naik roller coaster,
bianglala, Vertigo, Kuda pusing dan banyak permainan menyenangkan lainnya. Kami
juga berbelanja banyak di sebuah toko yang mewah dan megah. anehnya tidak ada siapapun selain kami. Sungguh
mengagumkannya Dunia yang seperti Sihir ini, aku dan mathew bisa memiliki banyak benda tanpa
mengeluarkan uang sepenserpun.
Setelah puas bermain, kami keluar dari wahana. lalu aku mengendarai mobil
mewah ditengah jalan luas, yang kanan kirinya terdapat taman bunga yang penuh warna. Mathew berada di samping kemudi. Tertawa dan bahagia. 'bebas'
Mathew berdiri dan
berteriak "KAK NICKY, GUE SUKA SAMA LO""HAHA"
rambutnya berkibar lembut, dan aku hanya tersenyum.
Sampai tanpa terasa, Matahari mulai memerah menandakan sudah
seharian kami bersama. Tapi anehnya, selama seharian kuhabiskan waktu dengan mathew, aku tidak merasakan Haus ataupun lapar sedikitpun.
Mungkin inilah
maksud dari kata-kata bahwa jika sedang jatuh cinta, dunia serasa milik berdua. Mungkin ini membuatku tak lapar, tapi aku tak bisa menjelaskan apapun.
Di dekatnya kini, Aku mulai
merasakan getaran itu kembali, kini menjelas sedikit kesamaran
itu. Selama ini, mungkin aku juga mencintai Mathew. Hanya saja aku tidak mau
mengakuinya. Aku takut dikira tidak Normal. Padahal ini bukan perasaan tidak
Normal. Hanya mathew laki-laki yang pernah membuatku jatuh cinta. Dan meskipun
bukan seorang wanita, tapi setidaknya Mathew adalah seorang Manusia. Dan aku
mencintai seorang Manusia, bukan hewan ataupun benda. Aku tidak berhak
dipersalahkan untuk ini. Oh ya, mathewku.
Menunggu detik-detik berakhir, kami duduk di tepi Danau, menyaksikan Matahari terbenam. Mathew menyandarkan kepalanya di bahuku. Lagi, aroma parfumnya tercium jelas dan itu membuatku tenang.
"kak, ini hari
terbaik buat gue selama gue disini. Makasih ya kak"
Tiba-tiba mathew
Menciumku. Aku hanya tersenyum tipis. Jantungku berdetak perlahan.
"..dalam diam,
kumencintaimu..takkan pergi darimu.. Im with you.. Without you,I felling empty…
na.. Na.. Na.."
Kembali kami
nyanyikan lagu itu. Lagu Romantis yang sering dinyanyikan Mathew untukku.
Matahari ikut tenggelam seiring lagu itu.
"Mathew,
bolehkah aku mencintai nana?"
"ya.
Lanjutkanlah hidupmu kak, agar aku bisa pergi dengan Damai". Jawab mathew.
Kulepaskan
tangan Itu.
Mathew, kini dia benar-benar telah pergi.##
Mathew, kini dia benar-benar telah pergi.##
Tidak ada komentar:
Posting Komentar