Entri Populer

Senin, 23 Desember 2013

My Project 1 (I Miss Crying)


1.
GERRY
Wanita itu berbaju hitam, berbadan kurus dan berambut panjang, poninya terurai hampir menutupi separuh dari wajahnya. Kuku-kukunya terlihat panjang, terlukis tinta berwarna merah dan hitam berselingan.
Dimataku wanita itu sungguh Misterius. Di negara luar mungkin dia disebut Gothik. Tapi di sini, wanita itu disebut  Aneh.

Aku sering melihatnya melintas di depan Toko bunga yang merapat dekat jendela kamarku. Dari kejauhan, jendelaku memang tak begitu terlihat, tertutup oleh daun bunga yang subur tak terawat. Tapi dari jendela kamar ini aku bisa melihat siapapun yang melaluinya, dengan jelas.

Awalnya aku bersikap biasa pada wanita itu, dia selalu menundukkan wajahnya jika berjalan. Tapi saat tanpa sengaja kuperhatikan sepatunya yang kotor, di balik kakinya yang mungil, aku mulai mengagumi wanita itu. Entah apa sebabnya?

'tiba-tiba aku ingin bersahabat dengannya'

**
Siang ini seperti biasa aku tertidur menunggu malam. Sekedar membuang waktu, aku tidur lebih lama. Karna aku bekerja di sebuah gudang obat ilegal, mulai jam 1 dinihari sampai jam 6 pagi. Jika tidak tidur aku sering termenung didepan jendela.

Kamarku sepi, hanya ada aku dan kotak-kotak impian yang sudah lama kususun rapi dalam memori.

Aku tinggal jauh dari semua sanak saudaraku. Terlahir sebagai anak bontot dari 10 bersaudara, membuatku tak punya tanggung jawab yang berarti pada saudara-saudaraku. Mereka semua sudah berpisah berai mengurus biduk rumah tangga masing-masing.
Ya,Sebenarnya aku tak ingin mengatakan memori duka ini. Tapi  kedua orang tuaku sudah meninggal sejak aku masih balita.
 Mengutip lirik lagu iwan fals, aku seorang bocah yang 'Dibesarkan oleh rembulan'. Entah keajaiban darimana aku masih bertahan hidup sampai hari ini. -Sampai usiaku 25tahun.

Aku memiliki nama asli Suyono, tapi aku tidak menyukai nama kampung itu.  Orang-orang biasa memanggilku Gerry.  Aku menggantinya dengan nama kota, agar tidak ketara.

Masa laluku terpahat keras dijalanan. Aku pernah tinggal bersama kakak dan abang-abangku, tapi kondisi ekonomi mereka yang serba kecukupan, nyaris kekurangan, membuatku sungkan. Aku selalu curi-curi waktu untuk mencari uang jajan sendiri. Sampai alur memaksaku untuk memilih jalan ini. Aku memutuskan untuk merantau meninggalkan kota asalku. Berharap menjalani hidup yang lebih damai. Kehidupan yang tidak terbayangkan oleh kebanyakan orang, tapi bagiku itulah kehidupan yang harusnya kupilih. 
Takdir yang seharusnya kujalani.

'Kau tau, kadang kita menemukan banyak hal terjadi seperti yang kita harapkan. Tidak sama persis memang. dan hari ini aku menemukan hal itu'.
 
Ketika jam 12 siang, rasa lapar mendera usus perutku. Aku baru ingat sudah seharian ini tak ada sesuap nasipun yang kumakan. Aku meringis menahan lapar diperut. Dan dengan sisa tenaga aku melangkah keluar mencari warung terdekat.

Ketika hendak memasuki pintu rumah makan. Seorang wanita menabrakku karna berjalan buru-buru. Wanita itu bertubuh gempal dan berwajah bulat. Tabrakan tubuhnya yang cukup kuat itu membuatku terjatuh dan tiba-tiba darah mengalir dari lubang hidungku.

'mimisan' Ada apa  ini?  aku tidak pernah mimisan. Aku tidak punya penyakit serius. Saat ini aku hanya sedang lapar.
Aku menundukkan kepala, memperhatikan darah yang mengalir semakin banyak. Kututup hidungku dengan punggung tangan, namun itu sama sekali tidak menghentikan pendarahan.

Dengan cuek wanita gendut yang menabrakku itu berlalu tanpa menoleh, ataupun meminta maaf padaku. Dia sangat terburu-buru.

"hey,kamu kenapa?" terdengar Suara seorang wanita tiba-tiba berdiri dihadapanku, dia memberiku sebuah tissu. Dan tanpa pikir panjang kuambil tissu itu, menyeka darah yang sudah mulai berhenti.

"ya" sambil kubersihkan wajahku, akupun melihat siapakah yang sudah memberiku tissu.

Ternyata seorang  wanita cantik, dia tampak panik. Tatapan matanya menunjukkan sosok seorang kakak penuh kasih sayang yang sedang menaruh perhatian pada adiknya.
 Untuk sesaat aku tebengong menatapnya.
Mungkin inilah yang disebut bidadari turun dari surga. Wanita itu cantik. Bahkan lebih dari itu- wajahnya indah sekalii.

"kamu tidak apa-apa kan, nih" Wanita itu membantuku berdiri,memberikanku selembar tissue lagi dan meninggalkanku.

"te-terima…." Aku belum sempat mengatakan apapun. Bahkan terimakasihpun belum, wanita yang baik itu sudah pergi karna tatapanku yang diam dan dipenuhi rasa lapar.

Setelah kubersihkan wajahku, akhirnya kumasuki warung makan itu. Mengenyangkan perutku dengan 2porsi nasi padang. Memang di saat sedang lapar begini, nasi dengan lauk apapun akan terasa sebagai nasi paling enak di dunia.

Dan aku bersyukur hari ini aku makan nasi paling enak didunia, setelah sebelumnya bertemu bidadari dari surga.
Ha ha

..
Entah kenapa setelah kejadian aku kelaparan dan mimisan itu, bahkan setelah lewat 1bulan lamanya. Aku tidak dapat melupakan Kejadian hari itu, sapu tangan dan wanita itu.
Apakah ini cinta ?

Dan seperti biasa hari ini aku bekerja dan pulang ketika mulai pagi. Kujalani hidupku tanpa banyak bicara. Dalam diam aku berjalan sendiri.
Selalu.

Seiring ku berharap waktu akan mengobati rindu di hatiku pada bidadari tanpa nama itu.
 
Mungkinkah? Baik kita tunggu saja!!
 

2.
CERIA
"Kau akan berbeda, terkadang kau seperti buangan, tapi kau tidak kesepian. Kau memiliki kekuatanmu sendiri. Kau akan melihat kehidupanmu melalui matamu. Seperti halnya kehidupanmu, akan terlihat ,melalui  hidupku."

Menangis. Dibalik arti namaku yang begitu indah -Namaku ceria- Hal itu tetap tidak menghentikan apapun dan juga air mataku. Terlalu banyak hal klise yang membuatku Patah Hati beberapa waktu ini.

Aku telah kehilangan orang yang paling berharga dihidupku -Wanda- dan cinta- dan segala kenangan tentangnya.

Saat pertama kalinya aku jatuh cinta, aku tak pernah menyangka cinta itu akan tertunduk takhluk dihadapan wanda.

Untuk wanda. Seseorang yang sama sekali tidak punya perasaan. Dia hanya datang padaku di saat dia butuh bantuanku. Dia baik saat dia inginkan sesuatu saja, dan parahnya dia tak pernah memberikan sesuatu apapun tanpa mengharapkan balasan.

Hai, wanda. Kau cinta terindah sekaligus yang terkejam yang pernah kukenal. Kenapa kau membangun jembatan kebencian di hatiku. Kenapa kau buat aku menjalani hari sebagai wanita yang malang, setelah kita pernah melewati jembatan tertinggi di Dunia bersama.

Aku sudah merasa kecewa atas sikap wanda yang meninggalkanku begitu saja. Belum lama ini. Disaat semua pengorbanan yang pernah kulakukan untuknya 'Atas nama cinta'.
Kini semuanya hanya menjadi omong kosong. Menjelma bersama rasa yang basi.

Seiring kepergian wanda. Maka, matilah sandaranku untuk mencapai harapan. Dan mati pula pemahamanku tentang cinta.
 
Kini, aku masih disini. Berjalan dalam jembatan kebencian itu. Bagiku cinta tak ada yang sejati, dan sahabat tak ada yang abadi.
Hanya impian bedebah ini yang membuatku berusaha Hidup dengan baik. Aku tak ingin masuk keruang bunuh diri sendirian dan mengecewakan kehidupan yang telah memberiku lebih banyak kesempatan di jalan lain.

Ya, baiklah. Berhenti bercerita banyak tentang wanda. Aku hanyalah wanita polos yang tak pernah memahami kajian tentang cinta.
Dan wanda hanyalah bagian kesialan hidupku, saat ketika cinta bukan hanya membutakan mata, tapi sekaligus juga membuat pandangan mata menembus dinding, seperti sinar X-Ray.

Memang butuh sedikit pengertian jika aku mempelajari cinta sendiri, tapi mengalami kesialan di tengah pelajarannya. Mungkin itu Karna tak ada bahasan tentang  cinta dalam mata pelajaran sekolahku dulu. Haha, Hanya pelajaran matematika dan logika yang memusingkan kepala.

Kini, usiaku semakin dewasa. "Hampir 27tahun, untuk ukuran seorang wanita pekerja yang cantik. Aku sudah tidak ingin PDKT dengan pria manapun. Karna ada luka kecil dihatiku, luka yang sangat kecil tapi tidak pernah sembuh. Dan aku takut, jika luka itu akan kembali berdarah, jika kubuka hatiku kembali untuk mencintai seseorang.
Dan mungkin ini jawaban yang akan kuberikan untuk pertanyaan "kenapa, gadis cantik sepertimu belum menikah?" begitu kata orang-orang.

Awalnya aku coba bersikap cuek. Karna ayah dan ibuku tidak pernah menuntut banyak, selain kebahagiaanku.  Lagipula aku sudah hidup terpisah selama 3tahun dari mereka.
 
Kegiatanku hanya bekerja di sebuah pabrik, dan mencari kehidupan_  Untuk diriku sendiri. Tanpa ada pikiran semacam 'aku akan menikah suatu hari' begitu.

Mungkin aku bukan wanita normal yang akan jatuh cinta suatu hari. Karna buatku kini, cinta hanyalah omong kosong atau Hanya bunga tidur.
Apapun yang terjadi aku tetap tak yakin pada cinta untuk seseorang dihidupku.

Terkadang energi itu muncul begitu nyata. Tentang mimpi-mimpi lamaku yang tak pernah terlupa.
Ketika cita-cita bertintah merah menggores buku tulisku, bertuliskan 'aku ingin menjadi dokter'. Hah gila !
Energi itu amat positif, ketika aku ingin menjadi seorang dokter. Di masa kecil. Cita-cita lama yang sangat menyenangkan bila aku bisa menggapainya. Tapi terdengar mustahil karna usiaku sudah jauh tertinggal, Untuk kuliah kedokteran. Ditambah biaya kuliah yang tidak terjangkau.

Setiap pagi__aku berharap energi gila itu hilang. Lenyap. Dan takkan datang lagi untuk mengganggu hidupku lagi. Walau hanya melalui mimpi.


3.
BERTEMAN
Malam ini aku memimpikan wanita gotik itu, dia tersenyum dihadapanku, matanya menatap tajam dengan lensa ungu yang manis.

'Hey, Ada apa ini?'

Ketika siang tiba. Tanpa kusangka, gadis aneh bersepatu kotor itu kembali lewat di depan jendelaku.

Aku ingin melihat matanya yang ungu, apakah seperti di mimpiku?
Nyatakah dirinya ?
Oke, Tak akan kulewatkan kesempatan ini. Aku mengejarnya setengah berlari.

"hey kamu"
Aku memanggilnya, dan langsung berdiri di depannya ketika langkahnya melambat.

Wanita aneh itu, masih menunduk, dia hanya melihat sepatuku. Rambut hitamnnya tetap menutupi wajah.

"hmm, perkenalkan saya gerry" sambil menjulurkan tangan "maaf saya lancang, tapi bolehkah saya tau nama kamu?"

"aku Ceria" perlahan wanita itu mengangkat wajahnya. Dia menatapku. Tapi tangannya tidak menyambut tanganku.

"tidak mau salaman?"

Wanita itu menggeleng.

Untuk pertama kalinya aku menatap wajah wanita ini, tapi  aku tidak melihat warna ungu di matanya. Hanya warna hitam kecoklatan. Dan itu sama indahnya seperti yang ada di mimpiku.

"sekali lagi, maaf jika saya lancang, apakah kita bisa berteman?"

"ya, boleh saja" masih dengan wajah tanpa ekspresi, wanita itu menjawab pelan

"baiklah, itu saja!"

"ya" Wanita itu pergi tanpa aku sempat meminta nomor telfon atau alamatnya.

Haha, bagaimana bisa berteman jika satu-satunya informasi yang kutau hanyalah nama wanita itu adalah ceria.

'yasudahlah, mungkin besok dia lewat sini lagi' pikirku.

4.
BINGUNG

'Gerry?' Haha
Wanita itu tersenyum kecut, dalam hatinya dia masih bingung. 'Kenapa  dia ingin menjadi temanku?'
'Apa aku terlihat cocok dijadikan teman?'
Sudahlahh

5.
HILANG
Seminggu sudah sejak terakhir ceria lewat di depan jendelaku. Tapi sejak itu aku tidak melihatnya lagi.

Sebenarnya siapa wanita itu?  Kenapa dandannya yang gothik membuatku ingin mengenalnya?
Sebegitu misterius kah dia

Entah kenapa Benakku selalu mengatakan, jika ceria adalah wanita yang berbeda. Yang harus kukenali. Sepertinya dia butuh bantuanku. Tapi entah-apa-itu!

..
Jumat pagi ini aku dikagetkan oleh kepulan asap dari luar rumah, ketika aku keluar ingin membeli  kopi dan gula. Tak jauh dari kedai sampah, muncul Asap pekat yang seketika membuat nafasku sesak. Selain itu gumpalan putih yang semakin membubul membuat mataku perih.

Aku menutup wajahku reflek, dan samar- ramai terdengar suara
 "rumah okta, kebakaran..telfon pemadam.."tolong api,, larii.. "itu bawa keluar keretanya.. Keluar dari pintu sini..knop..cari kunci''Cari sumber air,, merembet,, tolong.."

Suara itu bersahutan ramai. Dan beberarapa suara wanita berteriak mericuhkan cuaca pagi yang berhawa sedikit panas. Akupun sedikit gelagapan, karna takut apinya merembet kerumah-rumah yang lain. Termasuk rumah tempat ku tinggal.
Sambil melongok keluar pintu, pak jajak si penjaga kedai sampah, Seketika ikutan kaget. Ternyata kebakaran itu baru saja terjadi.
Mungkin beberapa menit sebelum kedatanganku.

Aku coba menghindari asap yang perlahan tertiup ke langit.
Dengan pandangan buram, kulihat rumahnya okta terbakar setengah bagian. Api yang besar itu, menyala merah. Aku seperti menonton sebuah film action yang ada adegan sehabis pengeboman rumah. Dan orang-orang berlarian kemana-mana.

 Tapi, itu api yang nyata.

Hatiku bergetar, entah karna takut atau karna bingung. 'mungkin inilah yang terjadi jika Tuhan sudah berkehendak, harta sebanyak apapun bisa lenyap dalam hitungan detik' batinku.

Semua warga berlarian membawa air, dan tak mau berdiam diri, aku ikut mencari sumber air. Mengangkatnya walau seember kecil. Berharap sang jago merah mau bermurah hati untuk meredakan kobarannya.

Tapi  api semakin menjalar, suasana semakin diperparah dengan  banyaknya orang yang datang, hanya untuk menonton kebakaran itu. Bukannya membantu memadamkan api.

Mungkin karna lokasinya yang sulit, pemadam  kebakaran datang lama sekali. Sudah setengah jam, mobil pemadam itu baru datang.
Sebuah lataran rumah yang mengapit rumah okta, sudah ikut terbakar.

Tapi untungnya api berhasil dipadamkan, sebelum merembet ke tiga rumah lainnya yang mengarah ke kamarku.
Aku merasa lega untuk hal ini.

Dan di saat yang sama, beberapa polisi dan juru berita mendatangi lokasi, mereka ingin mencari informasi dan membantu para korban.
Sejauh yang saya dengar, tidak ada satupun korban jiwa dalam peristiwa ini. Yang ada hanya kerugian mencapai puluhan juta.

 6.
BICARA

"so, kenapa kau ingin mengenalku?"
"Mungkin itu karna kau tidak ingin mengenalku."
"hm, jawaban yang bagus. Kau tau, sebenarnya kau pria yang menarik, tapi sayangnya aku tidak tertarik padamu"

"kenapa?"

"karna aku tidak percaya laki-laki lagi?"
Sambil menyeruput kopinya kembali ceria menatap kearahku datar.

"memangnya kenapa dengan laki-laki? Apakah kau pernah disakiti?" kubalas pandangannya dengan penuh tanya

"ya"

"lalu, kau diapakan? Apakah bajingan itu menghamilimu?"

"ah, tidak. yang benar saja! Saya ini gadis baik yang belum pernah melakukan seks dengan siapapun?"

"lalu, apakah pria yang sangat kau cintai meninggal dunia?"

"tidak, dia masih menghirup udara di bumi dengan bebas. Pria yang kucintai, dia hanya membohongi dan meninggalkanku saja.
Tapi, bisakah kau berhenti bertanya? Jika tidak aku lebih baik pergi sekarang?"


 ------Cerita Belum Selesai. Karna ini kusebut ini My Project Note----------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar